Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Sabtu, Desember 15, 2012

SNMPTN tertulis mau dihapuskan??



            Banyak isu yang menyatakan ujian SNMPTN atau Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri akan dihapuskan tahun 2013 yang akan datang. Sebenarnya masih banyak lagi ujiam masuk perguruan tinggi negeri, seperti jalur Mandiri, UTUL (Ujian Tulis Lokal), JNS (Jalur Non Subsidi) dan masih banyak lagi, tetapi karena SNMPTN adalah yang termurah dari semuanya dan murah pastilah banyak yang berminat tetapi jalur yang termurah ini akan dihapuskan diganti dengan jalur undangan. Menurutku ini sangat tidak efektif, karena jalur undangan hanya memperjuangkan nilai-nilai rapor untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri. Hanya siswa yang mempunyai prestasi di kelasnya yang dapat mendapatkan jalur undangan ini. Jadi bagaimana dengan siswa yang biasa-biasa saja? Apakah mereka nggak berhak mendapatkannya? Apakah mereka tidak berhak menduduki bangku di perguruan tinggi negeri? Ini sangatlah tidak adil bagi siswa-siswi yang tidak mendapatkan jalur undangan tersebut.
            Aku ingin menceritakan pengalamanku di saat SMA. Saat kelas dua dulu, aku masuk dalam 5 besar di kelasku dan dipindahkan ke kelas unggulan yaitu 3 IPA 1. Kalau dihitung berdasarkan data statistika, aku berada diurutan 31 umum. Di saat guru-guruku mengumumkan bahwa siapa saja yang mendapatkan undangan SNMPTN, ternyata aku bukanlah salah satu orang yang beruntung itu. Bukankah ini suatu yang ganjil? Aku yang menjadi urutan ke 31 tidak mendapatkan apa-apa tetapi urutan yang di bawahku (jika diurutkan secara umum) mendapatkannya padahal mereka hanyalah juara di kelas mereka. Seandainya aku dipindahkan di kelas mereka pastilah aku bias menggeser mereka. Apakah ini adil untukku? Bukan hanya aku, teman-temanku juga ada yang bernasib sama denganku. Karena guruku hanya mengundang 25 terbaik dari seluruh kelas. Aku sangat kecewa dengan system ini, kalau pemerintah mencari orang-orang yang unggul ya tidak dengan seperti ini. Cara ini sangat tidak optimal dijalankan di setiap sekolah di Indonesia apalagi dengan hanya nilai-nilai saja. Aku menanyakan hal ini kepada siswaku dan dia pun juga tidak setuju. Menurutnya ini tidak efektif, bagaimana jika siswa itu menyogok gurunya? Bagaimana jika sekolah sengaja mendongkrak nilainya? Bisa saja ini terjadi bukan? Bukan bias saja, tetapi hal ini telah terjadi di lingkungan kita.
            Oleh sebab itu, aku harap pemerintah untuk tidak menghapuskan ujian tulis SNMPTN atau pun mengurangi jatah SNMPTN karena masih banyak yang berhak atas ini. Kita tidak inginkan membodohi cikal bakal kita? Bagaimana kita tidak membodohi mereka, pemerintah saja tidak memberikan peluang mereka untuk bersekolah. Aku yakin diantara pejabat yang sekarang menjabat di pemerintahan tidak sepenuhnya bejat, tidak sepenuhnya tukang korupsi walaupun hamper seperduanya pernah korupsi tetapi pastilah masih ada yang bijak dalam pengambilan keputusan. Jadi kumohon dengarkanlah opini kami. Opini cikal bakal bangsa ini dan kabulkanlah keiinginan kami yang menjadi keinginan bangsa.

0 komentar:

Posting Komentar