Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Senin, Mei 21, 2012

Don’t disturb my Life


Cinta. Yah cinta. Kuulang sekali lagi, cinta. Itulah kata yang sangat keramat bagi orang-orang yang lagi bahagia karenanya atau pun yang lagi galau karenanya. Dari sejak zaman aku masih SMP sampai sekarang aku menghembuskan nafas dan menginjakkan kakiku di bumi ini, gangguanku hanya satu. Apalagi kalau bukan cinta. Katanya cinta itu suci. Tapi ternyata banyak yang terlena karena cinta. Katanya mencintai itu membuat kita berani, bagaimana dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan? Justru membuat kita sangat sedih, kecewa dan merasa disia-siakan. Padahal, cinta itu dihembuskan oleh Yang Maha Kuasa agar kita saling mengisi segala kekurangan kita. Tetapi ini? Cinta malah membuat semuanya hancur berantakan.


Aku akui, selama aku berurusan dengan masalah ini, menjadikanku wanita yang lebih dewasa dan menghargai segalanya. Tapi, aku capek. Aku lelah menghadapi semuanya. Seakan-akan masalah ini nggak ada ujungnya. Di saat aku bahagia dengan cintaku, aku juga sedang bersiap-siap untuk terpuruk dengan cintaku. Katanya cinta itu membuat kita bahagia? Tapi mengapa ada keterpurukan? Jadi, apakah keterpurukan itu berarti kebencian? Jadi antonym dari cinta itu benci. Tapi, bukankah jika kita mencintai seseorang dengan tulus tak akan pernah berubah menjadi benci. Nah tulus, aku juga agak nggak mengerti kata-kata ini. Tulus artinya dengan ikhlas sepenuh hati. Walaupun telah dikecewakan masih tetap mempercayai, itulah definisi tulus menurutku. Tapi, manusia mana sih yang selalu ingin dikecewakan? Aku yakin nggak ada. Termasuk aku begitu. Tentu saja, cinta itu sangat suci. Cinta itu putih, seperti yang dikatakan slank. Tapi, bagaimana dengan banyak orang yang mengatas namakan cinta sehingga mereka melakukan tindakan yang irrasional? Bahkan membunuh karena cinta? Apakah itu termasuk cinta? Kalau itu cinta buta, emanknya kalau kita mencintai orang kita punya asalannya. Aku mencintainya karena dia baik. Itu bukanlah alasan yang tepat menurutku. Cinta tak beralasan. Kita mencintai seseorang tanpa alasan. Sama halnya cinta kita kepada Rabb. Tak ada alasan untuk mencintai-Nya. Jadi, cinta itu buta. Nah, apakah cinta bisa dirasionalkan? Manusia adalah makhluk rasional dan pastinya dapat merasionalkan kata keramat ini. Aku hanya berharap, cinta yang membuatku terpuruk tak pernah datang lagi padaku. Kalau perlu, aku lah yang harus menjauh darinya dan menemukan cinta sejatiku. Aku yakin, Allah menyiapkan pria yang pas untukku. Pria yang pas untuk kucintai dan tentunya dia mencintaiku. Waktulah yang akan menjawabnya. Aku hanya menganggap masalah ini sebagai jalan untuk mempertemukanku dengan true loveku. So, don’t ever disturb me cz I never like what you do

0 komentar:

Posting Komentar