Cinta. Yah
cinta. Kuulang sekali lagi, cinta. Itulah kata yang sangat keramat bagi orang-orang
yang lagi bahagia karenanya atau pun yang lagi galau karenanya. Dari sejak
zaman aku masih SMP sampai sekarang aku menghembuskan nafas dan menginjakkan
kakiku di bumi ini, gangguanku hanya satu. Apalagi kalau bukan cinta. Katanya
cinta itu suci. Tapi ternyata banyak yang terlena karena cinta. Katanya
mencintai itu membuat kita berani, bagaimana dengan cinta yang bertepuk sebelah
tangan? Justru membuat kita sangat sedih, kecewa dan merasa disia-siakan. Padahal,
cinta itu dihembuskan oleh Yang Maha Kuasa agar kita saling mengisi segala
kekurangan kita. Tetapi ini? Cinta malah membuat semuanya hancur berantakan.
Aku akui,
selama aku berurusan dengan masalah ini, menjadikanku wanita yang lebih dewasa
dan menghargai segalanya. Tapi, aku capek. Aku lelah menghadapi semuanya.
Seakan-akan masalah ini nggak ada ujungnya. Di saat aku bahagia dengan cintaku,
aku juga sedang bersiap-siap untuk terpuruk dengan cintaku. Katanya cinta itu
membuat kita bahagia? Tapi mengapa ada keterpurukan? Jadi, apakah keterpurukan
itu berarti kebencian? Jadi antonym dari cinta itu benci. Tapi, bukankah jika
kita mencintai seseorang dengan tulus tak akan pernah berubah menjadi benci. Nah
tulus, aku juga agak nggak mengerti kata-kata ini. Tulus artinya dengan ikhlas
sepenuh hati. Walaupun telah dikecewakan masih tetap mempercayai, itulah
definisi tulus menurutku. Tapi, manusia mana sih yang selalu ingin dikecewakan?
Aku yakin nggak ada. Termasuk aku begitu. Tentu saja, cinta itu sangat suci. Cinta
itu putih, seperti yang dikatakan slank. Tapi, bagaimana dengan banyak orang
yang mengatas namakan cinta sehingga mereka melakukan tindakan yang irrasional?
Bahkan membunuh karena cinta? Apakah itu termasuk cinta? Kalau itu cinta buta,
emanknya kalau kita mencintai orang kita punya asalannya. Aku mencintainya
karena dia baik. Itu bukanlah alasan yang tepat menurutku. Cinta tak beralasan.
Kita mencintai seseorang tanpa alasan. Sama halnya cinta kita kepada Rabb. Tak
ada alasan untuk mencintai-Nya. Jadi, cinta itu buta. Nah, apakah cinta bisa
dirasionalkan? Manusia adalah makhluk rasional dan pastinya dapat merasionalkan
kata keramat ini. Aku hanya berharap, cinta yang membuatku terpuruk tak pernah
datang lagi padaku. Kalau perlu, aku lah yang harus menjauh darinya dan
menemukan cinta sejatiku. Aku yakin, Allah menyiapkan pria yang pas untukku.
Pria yang pas untuk kucintai dan tentunya dia mencintaiku. Waktulah yang akan
menjawabnya. Aku hanya menganggap masalah ini sebagai jalan untuk
mempertemukanku dengan true loveku. So, don’t ever disturb me cz I never like what you do
0 komentar:
Posting Komentar