Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Jumat, Maret 28, 2014

Pertama kali ku melihatmu

Flashback tahun lalu. Di tempat ini, pertama kali kumelihatmu. Aku masih mengingat semuanya. Event yang sama, tapi sepertinya bukan di hari yg sama. Aku berlari takut terlambat tapi di sela-sela itu, kamu menyapaku. Bingung. Ya itulah yang kurasakan awalnya. Aku tak mengenalmu bahkan ini pertama kalinya kumelihat rupamu. Tapi kamu memanggilku dengan nama panggilanku yang semua orang tidak tahu nama itu. Tamtam ya itulah panggilan pertamamu untukku.

Aku membalasnya dengan senyuman yang agak dipaksakan. Tentunya sangat tulus tapi akibat bingung aku tidak bisa tersenyum polos. Aku tersenyum sambil berkata "iye Kak"

kak ya itu adalah kata andalanku di saat aku tak mengenal seseorang namun dia mengenalku. Tentu saja, setelah mengucapkan itu, aku masih penasaran akan namamu. Tidak pernah ada seseorang yang memanggilku tamtam tapi aku tak mengenalnya.

Sehari setelahnya, kamu membawakan materi. Tak kusadari bahwa itu adalah kamu. Kamu pun tak memperlihatkan sesuatu yang bisa kuingat di kala pertama kali kita berjumpa.

Tentu saja, sikapku cuek! Ya itulah kepribadianku! Selang beberapa hari, aku pun sadar bahwa kamu adalah seseorang yang sangat spesial di sana. Tentu saja aku kaget! Aku pun menjaga jarak tapi tetap saja kamu selalu ramah padaku.

Geer? Tidak juga! Aku menghormatimu seperti lainnya. Tapi aku sangat nyaman denganmu. Di suatu saat, aku sangat membutuhkan pertolongan. Aku malu meminta pertolongan itu kepada orang lain. Entah kamu bisa membaca pikiranku. Kamu menjadi pahlawanku. Menolongku tentunya. Aku lega dan senang. Tapi akibat pertolonganmu, memberikanku masalah dan penderitaan hingga saat ini

Sabtu, Maret 22, 2014

Adakah Pertemuan tanpa Perpisahan?




Ada pertemuan pasti ada perpisahan
Semua tahu itu.
Pertemuan itu menyenangkan.
Perpisahan itu menyakitkan.
Semua merasakan itu.
Namun, Adakah Pertemuan tanpa Perpisahan?

Minggu, Maret 16, 2014

Menggapai Angin

Mungkin orang bingung.
Analogiku untukmu adalah angin.
Mungkin orang heran.
Sebutanku untukmu adalah angin.
Ya benar adanya.
Kamu adalah anginku.

Kamu datang tak terduga
Tapi selalu menyejukkan diriku.
Kamu muncul tiba-tiba
Dan selalu mendebarkan jantungku.

Kamu angin pertama yang kurasakan.
Tidak dingin dan tidak panas juga.
Tetapi memberikan kehangatan melalui candamu
Tak hanya itu,
Hembusanmu selalu menetramkanku.

Aku suka itu.
Bahkan sangat suka.
Lucu! Ya itulah kamu, anginku.

Kuakan selalu ingin bersamamu.
Tapi....
Ya mengapa ada kata tapi di antara kita?

Selalu ingin kugapai dirimu.
Namun tak sanggup
Tangan terbuka tapi tak dapat kugenggam dirimu.

Selalu ada cobaan. Bukan karenamu. Tapi aku.
Aku yang serakah!
Tapi Apakah aku serakah? Hanya selalu menginginkanmu?
Aku tahu, kamu bukan milikku. Tepatnya belum milikku.

Tak pantaskah aku berharap itu?
Apakah awan cemburu padaku?
Atau langit menentang kita?
Aku sadari itu.
Aku. Aku akan selalu menunggumu, anginku.