Mengidentifikasi
Morfologi, Anatomi dan Kandungan Kimia Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica L) serta
pemanfaatannya terhadap kesehatan
Abstrak
Hermin
Hardyanti Utami, mengidentifikasi morfologi, anatomi dan
kandungan kimia Tanaman Alang – alang (Imperata
cylindrica L) serta pemanfaatannya terhadap kesehatan. (Di bimbing oleh Wahab,
S.Pd.,M.Pd. dan Delviany,
S.Pd.)
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi
morfologi, anatomi dan kandungan kimia dengan tujuan untuk mengetahui bau, rasa
dan warna yaitu dengan uji fisik dan kandungan kimia yang terdapat pada alang –
alang seperti pati, katekol,
dioksiantrakinon, steroid, saponin, fenol untuk menunjang pengembangannya
terhadap kesehatan.
Pada
pemeriksaan morfologi menunjukkan bahwa tanaman alang - alang termasuk kelas
monocotyledoneae dengan batang silindris dan akar serabut. Irisan membujur
anatomi daun menunjukkan adanya stomata tipe aktinositik. Irisan melintang
batang terdapat Korteks dan ikatan pembuluh yang radial.
Identifikasi kandungan kimia terhadap serbuk tanaman
diperoleh hasil yang positif terhadap
katekol dan fenol. Ada pun berdasarkan literatur pemanfatannya terhadap
kesehatan yaitu sebagai obat penyakit panas dalam dan gonorhea.
Latar Belakang
Tumbuhan
merupakan salah satu makhluk hidup di mana tumbuhan ini mempunyai jenis dan
kegunaan masing-masing walaupun ada tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan mempunyai
arti penting bagi manusia, selain mencegah terjadinya erosi tumbuhan juga
berfungsi sebagai bahan pangan bagi manusia dan hewan.
Beberapa tahun yang lalu bangsa Indonesia telah
mengenal khasiat dari tumbuh- tumbuhan sebagai penghasil obat-obatan. Namun dalam
perkembangannya banyak teknik pengobatan kuno yang hilang bahkan terlupakan.
Oleh karena itu, jenis-jenis tumbuhan obat dan penggunaannya harus dilestarikan
oleh generasi penerusnya.
Penggunaan tumbuhan obat tidak sesederhana yang dipikirkan orang selama
ini. Semuanya harus dipelajari dan memerlukan pengalaman sendiri. Salah
mengenali tumbuhan obat yang dimaksud juga tidak akan menyembuhkan penyakit.
Apalagi, salah menggabungkan beberapa tumbuhan obat yang khasiatnya berlawanan.
Secara umum,
kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang dimilikinya.
Namun, tidak seluruh kandungan kimia diketahui secara lengkap. Meskipun tidak
diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara mengidentifikasi anatomi,
morfologi dan kandungan kimianya berhasil
menghasilkan informasi dari kegunaan tumbuhan obat.
Pengobatan
dengan menggunakan bahan-bahan alam, baik hewan tumbuhan maupun mineral telah
dikenal sejak lama dan berkembang pesat di seluruh dunia. Misalnya jamu di
Indonesia. Keseluruham metode di Negara berbeda ini menggunakan bahan alam
terutama tumbuhan sebagai bahan pengobatannya.
Secara
geografis negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan alam
yang melimpah. Baik kekayaan flora maupun fauna. Kekayaan alam ini tidak
disia-siakan oleh rakyat Indonesia. Mereka mulai mengadakan penyelidikan untuk
mengetahui bahan-bahan alam apa saja yang mengandung khasiat obat sehingga
dapat menjadi suatu obat yang dapat bermanfaat bagi kepentingan manusia, baik
berupa jenis tanaman maupun hewan.
Tumbuhan merupakan gudang berbagai jenis senyawa kimia,
mulai dari struktur dan sifat yang sederhana sampai yang rumit dan unik.
Beragam jenis dan senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan berkorelasi
positif dengan khasiat dan manfaat yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan berkhasiat obat telah lama
dilakukan, baik untuk mencari senyawa baru atau pun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada. Hasil
pencarian dan penelitan tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya
pengisolasian senyawa murni dan turunnya sebagai bahan dasar obat.
Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik
di
dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian dilakukan berdasarkan indikasi tumbuhan obat
yang telah digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji empiris atau yang teruji berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang ada. Hasil penelitian
tersebut lebih memantapkan pada tumbuhan obat yang akan khasiat maupun
kegunaannya.
Adanya
berbagai macam pengobatan yang modern dalam perkembangan dunia kedokteran dan
farmasi telah menciptakan bahan-bahan obat yang diproduksi kadangkala
menimbulkan efek samping yang berbahaya, sehingga masyarakat saat ini mulai memilih alternative baru yaitu
dengan back to natural atau kembali
ke bahan-bahan alam yang memiliki khasiat obat tanpa menimbulkan efek samping
yang besar.
Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat, baik di dalam
maupun di luar negeri berkembang pesat. Hasil
penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat
akan khasiat maupun penggunannya. Terlebih lagi, uji toksikologi atau
racun-racun yang berbahaya juga telah banyak
dilakukan oleh para peneliti untuk
mengetahui keamanan tumbuhan obat yang sering digunakan untuk pemakaian
jangka panjang maupun pemakaian insidentil atau sewaktu-waktu. Para pengobat tradisonal pun telah banyak mengetahui tumbuhan obat yang
beracun. Namun, mereka tetap menggunakannya karena mengetahui cara
pengolahannya.
Tanaman
Alang – alang tumbuh di halaman dan
ladang-ladang pada ketinggian sekitar 2700 m di atas permukaan laut. Pada
daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup, rawa-rawa, pada tanah, di tepi
sungai, pada hutan sekunder, daerah bekas terbakar.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara mengidentifikasi yang
meliputi morfologi dan anatomi
pada tanaman alang-alang ( Imperata
cylindrica L)?
2.
Apakah
kandungan kimia dan organoleptik atau sifat
fisik pada tanaman alang – alang
(Imperata cylindrica L) serta
pemanfaatannya terhadap kesehatan?
3.
Apakah
pemanfaatan atau khasiat tanaman alang-alang (Imperata cylindrica L) terhadap kesehatan?
Maksud dan Tujuan
Penelitian
1.
Untuk
melakukan pengidentifikasian yang meliputi morfologi dan anatomi pada tanaman
alang – alang (Imperata cylindrica L),
2.
Untuk
mengetahui apakah kandungan kimia dan organoleptik atau sifat fisik pada tanaman
alang – alang (Imperata cylindrica L),
3.
Untuk
mengetahui apakah khasiat dari tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L) terhadap kesehatan.
Manfaat
Penelitian
1.
Untuk
mengetahui teknik atau metode pengidentifikasi yang meliputi morfologi dan
anatomi pada tanaman alang – alang (Imperata
cylindrica L),
2.
Untuk
mengetahui teknik atau metode pengidentifikasian kandungan kimia dan
organoleptik atau sifat fisik pada tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L),
3.
Untuk
mengetahui apakah khasiat dari tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L) terhadap kesehatan.
Pembahasan
Setelah
dilakukan pemeriksaan morfologi, anatomi dan identifikasi kandungan kimia dari tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L) diperoleh hasil
sebagai berikut.
Pengamatan morfologi dilakukan
dengan mengamati bentuk fisik dari tanaman, yakni ukuran, warna, dan bentuk
tanaman dan merupakan salah satu cara memperkenalkan tanaman karena mengingat
tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula.
Pemeriksaan morfologi tanaman alang – alang
yang berasal dari suku poaceae adalah sebagai berikut.
Pada akar mempunyai sistem perakaran
serabut (radix adventicia). Pada batang, mempunyai batang bentuk silindris. Batang : Rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak
membentuk satu perbungaan, padat, bukunya berambut panjang, berdiameter 2-3 mm,
dan mementuk silindris. Daun :
tunggal, pangkal saling menutup, berwarna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12-80 cm, lebar 2-5
cm, helaian daun tegar, ujung meruncing (acuminatus),
tepi rata (integer), pertulangan
sejajar (rectinervis), permukaan atas
halus.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk
sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang dan membujur.
Pada
penampang melintang akar terdapat jaringan pada penampang melintang akar terdapat jaringan
epidermis, korteks, endodermis, empulur dan trikoma.
Pada penampang
melintang batang alang-alang terdapat jaringan epidermis, gabus atau korteks
dan berkas pembuluh yang berupa xylem dan floem.
Penampang
membujur daunnya terdapat stomata dengan tipe aktinositik yakni stomata yang
ditandai dengan sel tetangga yang pipih dan mengelilingi stomata dalam bentuk
lingkaran.
Pengamatan organoleptis dari tanaman dimaksudkan
untuk mengetahui sifat – sifat fisik yang khas dan spesifik dari suatu tanaman.
Tanaman alang - alang mempunyai daun
yang berwarna hjau, bau yang khas.
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui
kebenaran identitas tanaman yang dipakai untuk menghindari kesalahan dan
kekeliruan dalam pengumpulan bahan sehingga tanaman yang diambil benar–benar
tanaman alang-alang. Determinasi dilakukan dengan berpedoman pada buku “Flora”
karangan Van Steenis (1992).
Penentuan
kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi kimia
yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara
kualitatif kemungkinan senyawa yang terkandung dalam serbuk tanaman alang -
alang dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil yang positif.
Daun
alang - alang mengandung minyak atsiri, antara lain karvakrol yang bersifat
antibiotik, eugenol bersifat menghilangkan nyeri, etil salisilat menghambat
iritasi. Daun, akar, dan batang alang
– alang mengandung katekol, fenol, saponin pada akar serta batang dan akar mengandung
steroid.
Kegunaan Alang-alang terhadap kesehatan yaitu panas
dalam, melancarkan urine (diuretic), menghentikan pendarahan, hepatitis, Infeksi
ginjal, pendarahan pada hidung dan gonorhea (kencing nanah).
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk
morfologi
tanaman
terna, berumur panjang (perenial),
tumbuh berumpun, tinggi 30 – 180 cm, rimpang sejajar, berbuku – buku,
keras dan liat berwarna putih. Batang berbentuk silindris, daun tunggal berwarna hijau berbentuk pita.
2. Tanaman
alang – alang (Imperata cylindrica L) mempunyai daun yang berwarna hijau, bau yang
khas, serta rasa yang pahit.
3. Bentuk
anatomi
Pada
penampang melintang akar terdapat jaringan Pada penampang melintang akar
terdapat jaringan epidermis, korteks, endodermis empulur dan trikoma. Pada penampang melintang batang alang-alang terdapat jaringan
Epidermis, Gabus atau Korteks dan Berkas pembuluh yang berupa xylem dan floem. Penampang
membujur daunnya terdapat stomata dengan tipe aktinositik yakni stomata yang
ditandai dengan sel tetangga yang pipih dan mengelilingi stomata dalam bentuk
lingkaran.
4. Identifikasi
kandungan kimia
Daun,
akar, dan batang alang – alang ( Imperata cylindrica L ) katekol, fenol, saponin pada akar serta
batang dan akar mengandung steroid.
5.
Pemanfaatannya
terhadap kesehatan
Kegunaan
Alang-alang terhadap kesehatan melancarkan urine (diuretic), menghentikan
pendarahan, hepatitis, Infeksi ginjal, pendarahan pada hidung, gonorhea
(kencing nanah).
Daftar Pustaka
Amin, A dkk., 2009., Penuntun Farmakognosi I,
Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Dalimarta,S., 1999., Atlas Tumbuhan Obat Indonesi Jilid I, Yrama widya : Jakarta.
Didik., G., 2005., Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid I, Penerbit suradaya : Bogor.
Ditjen POM, 1979., Farmakope
Indonesia edisi III, DepKes :
Jakarta.
Ditjen POM, 1989., Farmakope Indonesia edisi IV, DepKes : Jakarta.
Gembong.T. 2003., Morfologi Tumbuhan. UGM PRESS.
Yogyakarta.
Goggle Tanaman obat \httm\daun alang-alang.\tanaman.,diakses
pada hari jumat tanggal 13 November 2010 pada pukul 20:00 WITA.
Hembing, W., 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid 1. Pustaka Kartini ; Jakarta.
Rusli, 2001., Penuntun Fitokimia, Universitas Muslim Indonesia : Makassar
Van steenis, G, G, G, J., 1992., Flora Untuk sekolah di Indonesia terjemahan
oleh Suryominoro, cetakan Ke VI,
Pradaya, Paramitha : Jakarta.
Excuse me kak... :-) Saya Ervina dari Jawa Tengah, pas saya membuka blognya kakak, saya kaget ada lagunya.
BalasHapusBoleh saya tanya judul lagu ini? bagus lho mbak :)
Trims
salam kenal ya Ervina, yang nyanyi itu bruno mars judulnya marry you. emank napa de'???
BalasHapus