Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Minggu, Maret 11, 2012

my Jurnal


Mengidentifikasi Morfologi, Anatomi dan Kandungan Kimia Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica L) serta pemanfaatannya terhadap kesehatan

Abstrak
Hermin Hardyanti Utami, mengidentifikasi morfologi, anatomi dan kandungan kimia Tanaman Alang – alang (Imperata cylindrica L) serta pemanfaatannya terhadap kesehatan. (Di bimbing oleh Wahab, S.Pd.,M.Pd. dan  Delviany, S.Pd.)
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi morfologi, anatomi dan kandungan kimia dengan tujuan untuk mengetahui bau, rasa dan warna yaitu dengan uji fisik dan kandungan kimia yang terdapat pada alang – alang  seperti pati, katekol, dioksiantrakinon, steroid, saponin, fenol untuk menunjang pengembangannya terhadap kesehatan.

Pada pemeriksaan morfologi menunjukkan bahwa tanaman alang - alang termasuk kelas monocotyledoneae dengan batang silindris dan akar serabut. Irisan membujur anatomi daun menunjukkan adanya stomata tipe aktinositik. Irisan melintang batang terdapat Korteks dan ikatan pembuluh yang radial.
Identifikasi kandungan kimia terhadap serbuk tanaman diperoleh hasil yang positif terhadap  katekol dan fenol. Ada pun berdasarkan literatur pemanfatannya terhadap kesehatan yaitu sebagai obat penyakit panas dalam dan gonorhea.
Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup di mana tumbuhan ini mempunyai jenis dan kegunaan masing-masing walaupun ada tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan mempunyai arti penting bagi manusia, selain mencegah terjadinya erosi tumbuhan juga berfungsi sebagai bahan pangan bagi manusia dan hewan.
Beberapa tahun yang lalu bangsa Indonesia telah mengenal khasiat dari tumbuh- tumbuhan sebagai penghasil obat-obatan. Namun dalam perkembangannya banyak teknik pengobatan kuno yang hilang bahkan terlupakan. Oleh karena itu, jenis-jenis tumbuhan obat dan penggunaannya harus dilestarikan oleh generasi penerusnya.
Penggunaan tumbuhan obat tidak sesederhana yang dipikirkan orang selama ini. Semuanya harus dipelajari dan memerlukan pengalaman sendiri. Salah mengenali tumbuhan obat yang dimaksud juga tidak akan menyembuhkan penyakit. Apalagi, salah menggabungkan beberapa tumbuhan obat yang khasiatnya berlawanan.
Secara umum, kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang dimilikinya. Namun, tidak seluruh kandungan kimia diketahui secara lengkap. Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara mengidentifikasi anatomi, morfologi dan kandungan kimianya berhasil menghasilkan informasi dari kegunaan tumbuhan obat.
Pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan alam, baik hewan tumbuhan maupun mineral telah dikenal sejak lama dan berkembang pesat di seluruh dunia. Misalnya jamu di Indonesia. Keseluruham metode di Negara berbeda ini menggunakan bahan alam terutama tumbuhan sebagai bahan pengobatannya.
Secara geografis negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Baik kekayaan flora maupun fauna. Kekayaan alam ini tidak disia-siakan oleh rakyat Indonesia. Mereka mulai mengadakan penyelidikan untuk mengetahui bahan-bahan alam apa saja yang mengandung khasiat obat sehingga dapat menjadi suatu obat yang dapat bermanfaat bagi kepentingan manusia, baik berupa jenis tanaman maupun hewan.
Tumbuhan merupakan gudang berbagai jenis senyawa kimia, mulai dari struktur dan sifat yang sederhana sampai yang rumit dan unik. Beragam jenis dan senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan berkorelasi positif dengan khasiat dan manfaat yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan berkhasiat obat telah lama dilakukan, baik untuk mencari senyawa baru atau pun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada. Hasil pencarian dan penelitan tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya pengisolasian senyawa murni dan turunnya sebagai bahan dasar obat.
Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat.  Penelitian dilakukan berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang telah digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji  empiris atau yang teruji berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Hasil penelitian tersebut lebih memantapkan pada tumbuhan obat yang akan khasiat maupun kegunaannya.
Adanya berbagai macam pengobatan yang modern dalam perkembangan dunia kedokteran dan farmasi telah menciptakan bahan-bahan obat yang diproduksi kadangkala menimbulkan efek samping yang berbahaya, sehingga masyarakat saat  ini mulai memilih alternative baru yaitu dengan back to natural atau kembali ke bahan-bahan alam yang memiliki khasiat obat tanpa menimbulkan efek samping yang besar.
Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat, baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan khasiat maupun penggunannya. Terlebih lagi, uji toksikologi atau racun-racun yang berbahaya juga telah banyak dilakukan oleh para peneliti untuk  mengetahui keamanan tumbuhan obat yang sering digunakan untuk pemakaian jangka panjang maupun pemakaian insidentil atau sewaktu-waktu. Para pengobat tradisonal pun telah banyak mengetahui tumbuhan obat yang beracun. Namun, mereka tetap menggunakannya karena mengetahui cara pengolahannya.
Tanaman Alang – alang  tumbuh di halaman dan ladang-ladang pada ketinggian sekitar 2700 m di atas permukaan laut. Pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup, rawa-rawa, pada tanah, di tepi sungai, pada hutan sekunder, daerah bekas terbakar.
Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mengidentifikasi yang meliputi morfologi dan anatomi pada tanaman alang-alang ( Imperata cylindrica L)?
2.      Apakah kandungan kimia dan organoleptik atau sifat fisik pada tanaman alang – alang  (Imperata cylindrica L) serta pemanfaatannya terhadap kesehatan?
3.      Apakah pemanfaatan atau khasiat tanaman alang-alang (Imperata cylindrica L) terhadap kesehatan?
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.      Untuk melakukan pengidentifikasian yang meliputi morfologi dan anatomi pada tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L),
2.      Untuk mengetahui apakah kandungan kimia dan organoleptik atau sifat fisik pada tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L),
3.      Untuk mengetahui apakah khasiat dari tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L) terhadap kesehatan.
Manfaat Penelitian
1.      Untuk mengetahui teknik atau metode pengidentifikasi yang meliputi morfologi dan anatomi pada tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L),
2.      Untuk mengetahui teknik atau metode pengidentifikasian kandungan kimia dan organoleptik atau sifat fisik pada tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L),
3.      Untuk mengetahui apakah khasiat dari tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L) terhadap kesehatan.
Pembahasan
Setelah dilakukan pemeriksaan morfologi, anatomi dan identifikasi kandungan  kimia dari tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L) diperoleh hasil sebagai berikut.
            Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari tanaman, yakni ukuran, warna, dan bentuk tanaman dan merupakan salah satu cara memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Pemeriksaan morfologi tanaman alang – alang  yang berasal dari suku poaceae adalah sebagai berikut.
            Pada akar mempunyai sistem perakaran serabut  (radix adventicia). Pada batang, mempunyai batang  bentuk silindris. Batang : Rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, bukunya berambut panjang, berdiameter 2-3 mm, dan mementuk silindris. Daun : tunggal, pangkal saling menutup, berwarna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12-80 cm, lebar 2-5 cm, helaian daun tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata (integer), pertulangan sejajar (rectinervis), permukaan atas halus.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang dan membujur.
Pada penampang melintang akar terdapat jaringan pada penampang melintang akar terdapat jaringan epidermis, korteks, endodermis, empulur dan trikoma.
Pada penampang melintang batang alang-alang terdapat jaringan epidermis, gabus atau korteks dan berkas pembuluh yang berupa xylem dan floem.
Penampang membujur daunnya terdapat stomata dengan tipe aktinositik yakni stomata yang ditandai dengan sel tetangga yang pipih dan mengelilingi stomata dalam bentuk lingkaran.
Pengamatan organoleptis dari tanaman dimaksudkan untuk mengetahui sifat – sifat fisik yang khas dan spesifik dari suatu tanaman. Tanaman alang - alang  mempunyai daun yang berwarna hjau, bau yang khas.
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman yang dipakai untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan bahan sehingga tanaman yang diambil benar–benar tanaman alang-alang. Determinasi dilakukan dengan berpedoman pada buku “Flora” karangan Van Steenis (1992).
Penentuan kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi kimia yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kemungkinan senyawa yang terkandung dalam serbuk tanaman alang - alang dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil yang positif.
Daun alang - alang mengandung minyak atsiri, antara lain karvakrol yang bersifat antibiotik, eugenol bersifat menghilangkan nyeri, etil salisilat menghambat iritasi. Daun, akar, dan batang alang – alang mengandung katekol, fenol, saponin pada akar serta batang dan akar mengandung steroid.
Kegunaan Alang-alang terhadap kesehatan yaitu panas dalam, melancarkan urine (diuretic), menghentikan pendarahan, hepatitis, Infeksi ginjal, pendarahan pada hidung dan gonorhea (kencing nanah).
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Bentuk morfologi
tanaman terna, berumur panjang (perenial),  tumbuh berumpun, tinggi 30 – 180 cm, rimpang sejajar, berbuku – buku, keras dan liat berwarna putih. Batang berbentuk silindris, daun  tunggal berwarna hijau berbentuk pita.
2.      Tanaman alang – alang (Imperata cylindrica L)  mempunyai daun yang berwarna hijau, bau yang khas, serta rasa yang pahit.
3.      Bentuk anatomi
Pada penampang melintang akar terdapat jaringan Pada penampang melintang akar terdapat jaringan epidermis, korteks, endodermis empulur dan trikoma. Pada penampang melintang batang alang-alang terdapat jaringan Epidermis, Gabus atau Korteks dan Berkas pembuluh yang berupa xylem dan floem. Penampang membujur daunnya terdapat stomata dengan tipe aktinositik yakni stomata yang ditandai dengan sel tetangga yang pipih dan mengelilingi stomata dalam bentuk lingkaran.
4.      Identifikasi kandungan kimia
Daun, akar, dan batang alang – alang ( Imperata cylindrica L ) katekol, fenol, saponin pada akar serta batang dan akar mengandung steroid.
5.      Pemanfaatannya terhadap kesehatan
Kegunaan Alang-alang terhadap kesehatan melancarkan urine (diuretic), menghentikan pendarahan, hepatitis, Infeksi ginjal, pendarahan pada hidung, gonorhea (kencing nanah).
Daftar Pustaka
Amin, A dkk., 2009., Penuntun Farmakognosi I, Universitas Muslim Indonesia :  Makassar.
Dalimarta,S., 1999., Atlas Tumbuhan Obat Indonesi Jilid I, Yrama widya : Jakarta.
Didik., G., 2005., Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid I, Penerbit suradaya : Bogor.
Ditjen POM, 1979.,  Farmakope Indonesia edisi III, DepKes : Jakarta.
Ditjen POM, 1989., Farmakope Indonesia edisi IV, DepKes : Jakarta.
Gembong.T. 2003., Morfologi Tumbuhan. UGM PRESS. Yogyakarta.
Goggle Tanaman obat \httm\daun alang-alang.\tanaman.,diakses pada hari jumat tanggal 13 November 2010 pada pukul 20:00 WITA.
Hembing, W., 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid 1. Pustaka Kartini ; Jakarta.
Rusli, 2001., Penuntun Fitokimia, Universitas Muslim Indonesia : Makassar
Van steenis, G, G, G, J., 1992., Flora Untuk sekolah di Indonesia terjemahan oleh Suryominoro, cetakan Ke VI, Pradaya, Paramitha : Jakarta.

2 komentar:

  1. Excuse me kak... :-) Saya Ervina dari Jawa Tengah, pas saya membuka blognya kakak, saya kaget ada lagunya.
    Boleh saya tanya judul lagu ini? bagus lho mbak :)
    Trims

    BalasHapus
  2. salam kenal ya Ervina, yang nyanyi itu bruno mars judulnya marry you. emank napa de'???

    BalasHapus