Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Jumat, April 06, 2012

Ngedate :D.

Kejadian ini terjadi di hari kamis 30 Maret lalu. Aku tak pernah merencanakan kejadian ini dan dia mungkin juga tak pernah merencanakannya. Emang sih, dia pernah ngajak aku nonton di TO tepatnya nonton Negeri 5 Menara. Tapi, filmnya telah habis putarannya di bioskop dan aku tahu dia tak akan pernah mengajakku lagi.

Awal kuliahku di hari kamis berjalan seperti biasanya. Aku kuliah ESM inorganik paginya, disusul kuliah organik selanjutnya MID math in chemistry. Seperti biasanya, aku hanya belajar seperlunya dan kebanyakan online tentunya, hehehe.....

Setelah kuliah ESM Inorganik. Aku melihat sosoknya. Dia tak melihatku sebab aku tepat dibelakannya. Dia memakai jaket kesukaannya, warna coklat. Aku bisa mengenalinya dengan hanya melihat jaketnya yang tak asing. Selain dia, aku juga melihat temannya yang kebetulan asisten dosenku. Seperti biasanya, setiap bertemu dengan kakak itu, aku selalu bersikap centil. Melambaikan tanganku bagaikan seorang fans yang tergila-gila dengan idolanya. Tapi untung saja, aku nggak menjerit. Entah mengapa aku melakukan hal konyol itu, padalah aku paling ogah melakukan hal itu. Malas banget deh!!


Selain kakak itu, aku juga melihat seorang cowok yang mungkin dia adalah seniorku juga. Wajahnya asing. Mungkin suatu saat aku juga akan mengenalnya. Aku hanya memandangi punggung cowok berjaket coklat tersebut dan mengucapkan namanya dibibirku. Mungkin dia tak mendengar ucapanku karena terlalu serius dengan topik pembicaraan mereka bertiga sebelumnya. Tapi ternyata cowok yang sama sekali asing dibenakku mendengar ucapanku dan dia memberitahu keberadaanku ke cowok yang kuucapkan namanya. Dia berbalik dan ketika melihatku langsung tersenyum manis. Aku senang melihatnya karena kami sudah dua minggu tak jumpa. Aku ingin sekali memeluknya dikala itu dan tak ingin melepaskan pelukanku tapi itu tak bisa kulakukan. Aku yakin, dia pasti akan menolak pelukanku dan semua orang pasti akan melihatku yang sangat mendrmatisirkan suasana. Aku membalas senyumannya dengan penuh kerindungan dan kasih sayang. Kapan aku bisa bersamamu dan tak akan pernah merasakan kerinduan lagi? batinku.

Kebetulan, aku bersama temanku, Asmi. Dia malah menanyakan kabar Asmi. agak kesal sih aku. Padahal aku kangen banget ma dia, eh, dia malah nggak berkata sepatah pun padaku. Hanya melemparkan seberkas senyuman. Aku langsung berjalan ke ruanganku setelah pembicaraan kami berakhir. Bukan kami tapi hanya Asmi dan dia!!

Setelah kuliah organikku usai, aku kembali ke depan jurusanku untuk memulai peperangan dengan kertas dan pulpen. Aku tahu, aku pasti akan kalah dalam peperangan ini sebab alat perangku tak lengkap. AKU TAK PUNYA PULPEN. Yah, aku tak begitu mempedulikannya. Aku bisa meminjamnya ke temanku kalau masalah pulpen tapi aku yakin, soal ujianku akan berbeda dari apa yang kutahu. Sebelum memulai ujian, teman-temanku memintaku untuk mengajari mereka. Aku yakin, pasti mereka punya pilihan terakhir dengan bertanya kepadaku yang notabenenya aku nggak tahu apa-apa.

Sebelum ujian, kebiasaanku emank selalu ke WC. Kalau aku lagi deg-degan, pasti aku selalu ingin ke kamar kecil. Aku ditemani oleh Asmi ke WC. Setelah lega dengan panggilan alam itu, Asmi memberitahuku ada seorang yang menungguku. Aku bingung dan menyanyakan siapakah yang menungguku, ternyata dia. Aku melihatnya sedang berbicara dengan teman-temanku. Mungkin semua temanku sudah putus asa sebab mereka juga bertanya ke dia yang aku tahu dia tak tahu apa-apa soal mata kuliahku ini. Aku menghampirinya dan dia tersenyum saat melihatku. Kata pertama yang kuucapkan adalah "Aku kangen banget sama kakak" sambil memengang lengannya dengan erat dan tak ingin melepaskannya. Kami hanya berbicara sebentar dan aku berniat meminjam pulpenya. Aku suka pulpennya karena pulpennya memiliki warna favoriteku. Setelah meminjam pulpennya, beberapa menit kemudian, perangpun dimulai. Yang kutakuti pun terjadi, rata-rata soal yang ada tak bisa kujawab. Mungkin hanya 2 nomor yang bisa kujawab itu pun kalau benar.

Sementara ujian, handphoneku terus berdering. Yah, biasalah orang sibuk emank gitu. Tentu saja aku tidak menyerah dengan soal-soal itu. Aku emank nggak pintar tapi aku cerdas. Orang cerdas dapat memanfaatkan situasi dan kondisi. Detik-detik terkahir ujianku, aku menyelesaikan jawabanku. Semoga saja benar, batinku.

Aku mengumpulkan kertas jawabanku dan langsung mengecek HPku yang terus berdering. Ternyata bokap nelpon dan ada beberapa pesan masuk. Yang kubaca hanya pesan darinya yang menyuruhnya meng-smsku kalau ujianku usai. Aku langsung saja membalasnya dan langsung menunggunya. Aku pun sadar, kalau pesanku belum terkirim.Aku yakin pasti penyakit HPnya kambuh lagi. Sudah berkali-kali kubilang supaya mengganti HPnya tapi dia tak pernah mempedulikanku.

Aku keluar ruangan dan melihat dilluar kampusku yang sedang mendemo dengan menutup jalan. Matilah aku, batinku. Aku yakin tak bisa pulang. Satu-satunya cara aku harus menemukannya. Rumahku dan rumahnya searah, lagi pula dia pasti bersedia mengantarku pulang.

Sebelum bertemu dengannya, aku bertemu dengan seniorku yang satunya. Namanya kak Dian. Kami sedikit bercakap-cakap dan dia mengajakku ke himpunan menemui seseorang yang ingin kutemui. Aku tak bersedia menemuinya. Bukan sekarang lah waktu yang tepat. Kak Dian terus saja menarikku dan akhirnya kami sampai di depan himpunan. Aku mengelak sekeras-kerasnya. Untung di saat itu, dia melintas di depan jurusan Biologi dan aku langsung menghampirinya. Aku pun terlepas dari kak Dian dan menemui pangeranku itu. Aku menanyakan masalah pulpennya dan ingin memintanya. Tentu saja dia memberikanku. "Pasti harganya 1500" tebakku. "Napa ditau?" tanyanya balik. "Karena masih ada harganya"

Di parkiran, bokap nelpon dan menyuruhku menunggu di kost temanku. Aku mengatakan akan segera pulang karena ada teman yang menuntunku. Setelah menutup telepon bokap, dia berkata "Koq pulang? Kita kan mau nonton"

Sesaat aku bingung, aku nggak ada janji pengen nonton dengannya. Mungkin dia menipuku, dia kan selalu bersikap begitu. Aku hanya mengatakan iya. Akhirnya kami pun keluar dari kampus dengan sangat susah payah. Harus menempuh jalanan yang berliku, macet, becek dan nggak ada ojek, hehee.....

Waduhh, ini mahasiswa, menyebalkan banget sih. Nggak harus tutup jalanankan hanya untuk berdemo. Tapi sudahlah, aku nggak mau terlalu kesal dengan kejadian itu. Setelah sampai di depan MP (Mall Panakukang) aku memarkir motorku dan dia juga memarkir motornya. Aku nggak nyangka, kami akhirnya jalan berdua. Yah, walaupun agak dadakan dan aku masih agak kumal karena dari tadi pagi aku dikampus sampai sore-sore.

Sampai di sana, kami langsung ke mushallah dan sholat Ashar. Aku sangat ingin dia bisa menjadi imamku selama-lamanya. Setelah sholat, kami pun ke TO. Aku yang mengatur semuanya karena aku tahu dia baru sekali ke TO dan ini kedua kalinya. Entah setan apa yang merasukinya sehingga dia ngajakku ke tempat ini. Dia berkata-kata sepanjang itu. Aku agak bingung, sejak kapan dia secerewet ini. Padahal dulu-dulu aku yang cerewet, eh sekarang malah kebalikannya. Aku agak malas bicara sebab ujian tadi yang membuatku muak.

Setelah membeli tiket, kami duduk sebentar. Kami menonton film The Raid. Aku menyandarkan kepalaku ke sofa yang kami duduki. Kepalaku berdenyut-denyut. Beberapa menit kemudian, aku mendengar bahwa teater dua telah dibuka. Kami pun segera ke teater dua dan mencari tempat duduk kami. Ternyata kami telat, aku agak bingung, koq bisa kami telat tapi biarlah.

Sementara film itu main, kepalaku semakin berdenyut keras. Sangat sakit bahkan aku sangat ingin muntah. Bukan karena filmnya yang banyak darah tapi karena layarnya yang bergerak tak menentu apalagi aku belum makan dari tadi siang.

Aku mengeluh di depannya dan sangat berharap dia mengorbankan pundaknya untukku. Tapi dia tidak melakukannya, dia hanya memengang dahiku itu pun sesaat. Betapa senangnya bisa bersama cowok yang sangat dicintai apalagi sekarang dia berada di sampingku dan memperlakukanku selayaknya cewek yang ia sayangi. Aku berharap kejadian itu terhenti karena aku bersamanya. Sungguh aku sangat senang bisa bersamanya dan berharap kejadian itu terulang lagi.

Seperti ngedate ku yang dulu, aku sangat senang dan berharap akan terulang lagi dengan cowok yang sama dan sampai sekarang tidak ada yang terulang. Aku ngedate tiga kali dengan tiga cowok yang berbeda. Aku pun yakin kejadian ini tak akan terulang lagi dalam hidupku. Aku yakin sebentar lagi kami akan berpisah seperti dulu-dulu. Dan aku pasti akan sakit hati lagi, nangis lagi!!

Aku berharap, dia tidak pernah meninggalkanku. AKu berharap dia ada selamanya di sisiku, menjagaku dan memanjakanku. Love you my dear :*

0 komentar:

Posting Komentar