Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Rabu, April 02, 2014

Pagi ini diawali dengan Dzikir

Kukira hari ini akan seperti hari biasanya. Bangun telat akibat daya gravitasi tempat tidur yang meningkat. Atau dapat kukatakan bisikan syaitan lebih hebat. Untung saja aku tidak terpengaruh (tapi awalnya aku terperdaya). Seusainya menjalankan kewajiban di pukul 05.00, aku kembali menarik selimut merahku. Beberapa menit setelahnya, nyokap berkata "Jadi nggak perginya, Kak? Acaranya mulai pukul 07.00" dengan malas aku menjawab, "Tidak ahh. Masih mau tidur!"

Pukul 06.15, entah bisikan apa yang membangunkanku yang jelas hal itu membuatku membuka mata. Aku melihat sosok wanita yang sangat kupuja, siapa lagi kalau bukan ibuku? Aku terbangun dan memandangnya tanpa ekspresi. Beliau menyuruhku untuk ikut dan tanpa sadar aku mengambil handuk dan segera berpakaian rapi.

15 menit kemudian aku sudah siap. Yahh, aku bukanlah wanita pada umumnya yang dandan hampir 3 jam. Dari tadi aku sudah mendengar teriakan nyokap memanggil namaku dan aku hanya berkata "Iyya, Tunggu" Dengan secepat kilat, aku berlari menuju motor putihku dan pergi ke acara itu.

Untuk ukuran anak muda sepertiku, acara ini sangat tidak masuk akal. Tapi aku sangat suka dengan acara ini. Bahkan dulu, aku rela jadi seorang joki hanya karena ingin merasakan ini. Apalagi kalau bukan Dzikir Akbar. Dan yang lebih spesialnya, di acara itu dihadiri oleh petinggi UMI. Rektor dan Jajarannya. Tak lupa kusalami tangan beliau dan berdoa agar aku dapat seperti beliau ke depannya.

Betapa adilnya Allah, betapa Maha KuasaNya Allah. Seorang mahasiswa sepertiku, yang bukanlah siapa-siapa dapat seshaf dengan seorang Rektor UMI. Bahkan sholat jamaah dengan para petinggi UMI. Tidak hanya itu, kami dapat berdzikir bersama. Sejenak aku tersadar, kami bukanlah siapa-siapa. Seorang Rektor sekali pun tak berdaya dihadapanNya apalagi aku yang hanya seorang mahasiswa. Aku pun tersadar dan mulai menjaga janji yang telah kubuat denganNya.

0 komentar:

Posting Komentar