Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

.

Minggu, Maret 16, 2014

Menggapai Angin

Mungkin orang bingung.
Analogiku untukmu adalah angin.
Mungkin orang heran.
Sebutanku untukmu adalah angin.
Ya benar adanya.
Kamu adalah anginku.

Kamu datang tak terduga
Tapi selalu menyejukkan diriku.
Kamu muncul tiba-tiba
Dan selalu mendebarkan jantungku.

Kamu angin pertama yang kurasakan.
Tidak dingin dan tidak panas juga.
Tetapi memberikan kehangatan melalui candamu
Tak hanya itu,
Hembusanmu selalu menetramkanku.

Aku suka itu.
Bahkan sangat suka.
Lucu! Ya itulah kamu, anginku.

Kuakan selalu ingin bersamamu.
Tapi....
Ya mengapa ada kata tapi di antara kita?

Selalu ingin kugapai dirimu.
Namun tak sanggup
Tangan terbuka tapi tak dapat kugenggam dirimu.

Selalu ada cobaan. Bukan karenamu. Tapi aku.
Aku yang serakah!
Tapi Apakah aku serakah? Hanya selalu menginginkanmu?
Aku tahu, kamu bukan milikku. Tepatnya belum milikku.

Tak pantaskah aku berharap itu?
Apakah awan cemburu padaku?
Atau langit menentang kita?
Aku sadari itu.
Aku. Aku akan selalu menunggumu, anginku.

0 komentar:

Posting Komentar